Wilayah Israel pada sekitar
jaman Injil ditulis dikuasai oleh Romawi , Negara Romawi berdiri sejak 509 SM (Sebelum
Masehi) hingga 476 M ( Masehi ) , namun hingga saat ini kita masih bisa
mengunjungi Negara tersebut yang lebih kita kenal sekarang dengan nama Italia.
Ponsius Pilatus menjadi
Gubernur di Israel pada tahun 26 M dia adalah Gubernur ke 5 yang dikirim oleh
Roma untuk memerintah wilayah Yudea , setelah kematian Raja Herodes Agung /
Herod the Great dan kekacauan yang
ditimbulkan anaknya Archelaus Wilayah Yudea penting bagi Roma karena pendapatan
dari pajak dari wilayah itu menjadi sumber pendapatan yang penting bagi
kelangsungan pemerintahan di Roma, oleh karena itu pemunggut cukai pada jaman
Injil adalah orang yang dibenci oleh bangsa Yahudi . Nama keluarga Pilatus
berarti “Ahli dengan lembing” kemungkinan ayah dari Ponsius Pilatus ini adalah
seorang Centurion dalam pimpinan Julius Caesar yang berjasa pada perang
sehingga diberi kedudukan “Satria” pada pemerintahan Romawi , berbeda dengan
ayahnya Ponsius Pilatus memilih karir politik hingga membawanya pada kursi
Gubernur Yudea, selama pemerintahan Ponsius Pilatus wilayah Yudea relatif
stabil dan berhasil membawa setoran pajak sesuai dengan harapan Roma , Ponsius
Pilatus merupakan salah satu Gubernur yang cukup lama memerintah Yudea hingga
tahun 36 M.
Pada saat Ponsius Pilatus
memasuki pintu gerbang Jerusalem dengan membawa pasukan centurion berbaris di
belakangnya membawa panji panji Kasiar Tiberius , Ponsius Pilatus memberikan
signal yang jelas akan kedaulatan Romawi di kota Jerusalem dan ia memandang
hina orang Yahudi dan terbukti selama pemerintahannya nanti ribuan orang Yahudi
mati di salib hingga “komplain” resmi ditujukan kepada Kaisar Tiberius di Roma
atas kebrutalan Ponsius Pilatus selama memerintah di Yerusalem . Pada saat itu
( sejak bangsa Yahudi kembali dari Babel ke Yerusalem ,baca : Ezra 7 ) Bangsa
Yahudi tidak memiliki raja atau presiden atau senator atau perdana mentri ,
pada saat itu bangsa Yahudi melirik kepada pemimpin agama atau Imam Besar
sebagai “pemimpin” , Kayafas adalah Imam Besar saat itu , Kayafas menjadi Imam
Besar pada 18 M atas penunjukan Valerius Gratus gubernur sebelum Ponsius
Pilatus , Kayafas adalah seorang yang kaya raya , kemungkinan besar kekayaan
itu diperoleh dari ayah mertuanya Imam Besar Hanas , melalui kekayaan dan
pengaruh keluarga tersebut ke 5 anak Hanas
juga akan menjadi Imam Besar hingga rubuhnya Bait Suci pada tahun 70 M
diserang oleh Titus . Ke 5 anak Hanas adalah :Eleazar Imam Besar periode 16-17 M Jonathan Imam
Besar periode 36-37 M Theophilus Imam Besar periode 37-41M Matthias Imam Besar periode 41-43M Annas Muda Imam
Besar periode 62M beberapa komentar Alkitab mentafsirkan bahwa ke 5 orang saudara (ipar) Kayafas ini yang
disebut dalam Lukas 16:28 ( perumpamaan orang kaya dan Lazarus yang miskin )sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya
ia memperingati mereka dengan sungguh- sungguh, agar mereka jangan masuk kelak
ke dalam tempat penderitaan ini.
Hubungan
antara Ponsius Pilatus dan Kayafas tidaklah harmonis , namun Ponsius Pilatus
menjabat sebagai gubernur terlama di Yudea karena ada saling pengertian antara
mereka bahwa selama pajak yang ditarik dari bangsa Yahudi terus mengalir ke
Roma bangsa Yahudi silahkan menjalankan adat istiadatnya , mereka bisa
merayakan hari hari raya Yahudi dan menjalankan ibadah sesuai kepercayaan
mereka . Tercatat ada beberapa kejadian yang mengarah ke pemberontakan pada
masa masa itu yaitu kira kira tahun 36 M seorang yang mengklaim dirinya “The
Samaritan” mengumpulkan pengikut di gunung Gerizim dimana ia akan menyingkapkan
“kapal suci” yang disembunyikan Musa di tempat itu, dengan segera tentara
Romawi mendaki gunung Gerizim serta membasmi kelompok tersebut , akibat
kejadian ini Ponsius Pilatus dipanggil kembali ke Roma untuk menjelaskan
kejadian tersebut dan Ponsius Pilatus tidak pernah kembali lagi ke Yudea dan
diasingkan di Gaul/ Perancis . Pada tahun 36 M itu pula Imam Besar Kayafas
dihentikan oleh Roma jabatannya sebagai Imam Besar.Bila anda ke Yerusalem untuk
berziarah sempatkan mampir ke Gereja
Ecce Homo (behold the man – lihat orang ini) yang dibangun untuk mengenang
usaha Pilatus dalam mencegah Yesus untuk disalib yang berdiri ditempat yang
dipercayai sebagai lokasi dimana peristiwa tersebut terjadi (atau sekitar
tempat itu).
Roma waktu itu diperintah
oleh Kaisar Tiberius (memerintah dari 14 M – 37 M ) anak tiri dari Kaisar
Agustus ( memerintah dari 27 SM – 14 M ),
Kaisar Agustus atau disebut juga Octavianus adalah pewaris sebutan
“Caesar” yang diturunkan oleh Julius Caesar ( lahir 100 SM – 44 SM ) pada waktu
ia meninggal , Julius Caesar meninggal akibat dibunuh oleh anggota senat Roma
yang takut akan kekuasaan Julius Caesar atas mereka yang semakin hari semakin
besar , Julius Caesar adalah anggota senat dan juga jendral yang memimpin
ratusan ribu tentara centurion romawi , nama besar Julius Caesar ditulis dalam
buku sejarah hingga saat ini bahkan banyak film dibuat untuk menceritakan
beberapa kejadian penting pada masa hidupnya dan wafatnya , bila anda Google
“Et tu, Brute ?” anda akan terseret dalam riset mendalam mengenai Julius Caesar
, dimana kita akan mengetahui bahwa Julius Caesar memimpin ratusan ribu tentara
romawi menaklukan Gaul ( Perancis ) , Spaniard ( Spanyol ) , bahkan memberikan
pelajaran kepada Germania ( German dan sekitarnya ) untuk mengirim “pajak” dan
takluk kepada pemerintah Romawi , pada jaman Julius Caesar wilayah kekuasaan
Romawi meluas hingga Perancis , Spanyol , Afrika bagian utara, Siria , Jordan
dan Israel .
Julius Caesar dalam
menaklukan Gaul terlibat perang yang bermandi darah , hampir 1 juta orang Gaul
meninggal dan 1 juta orang Gaul menjadi budak dari sekitar 4 juta orang
penduduk Gaul saat itu , kehebatan tentara romawi saat itu yang disebut
Centurion sangat terkenal dan ditakuti negara-negara sekitar wilayah Romawi ,
tentara Centurion dilatih militer dengan keras dan disiplin tinggi , mereka
berusia dibawah 45 tahun , sanggup berjalan berkilo-kilometer sehari sambil
membawa perbekalan sekitar 20-30kg perorang , mereka mahir dalam mengunakan
pedang , lembing , panah , terlatih menunggang kuda sambil mengunakan berbagai
macam senjata , bahkan seorang Centurion harus bisa berenang , tidak hanya
secara fisik dan keahlian dilatih dengan kedisiplinan yang tinggi , mereka juga
bisa mengutip puisi-puisi dan literature penting saat itu , suatu keahlian yang
sangat erat kaitannya dengan strategi perang . Dengan mahir baca tulis serta
fasih dengan literatur penting rantai komando dibawah Julius Caesar sangat
jelas dan cepat dalam memberikan perkembangan terbaru dari garis depan hingga
ke kantong kantong barak di seluruh wilayah Romawi . Seorang Centurion rata
rata membunuh 10 orang musuh dalam perang di Gaul , mereka juga mahir dalam
penyiksaan serta memberi contoh menakutkan bagi musuh bila mencoba coba untuk
melawan Romawi , termasuk memberi peringatan mengerikan kepada budak dan
kriminal , contoh nya mereka “menemukan” hukuman mati dengan ditenggelamkan ,
memasukan orang kedalam karung penuh scorpion serta memenggal kepala kemudian ,
cambuk dengan ujung kaitan besi dan “mengembangkan” teknik hukuman salib yang
sangat mengerikan .
Walau memiliki rasa percaya
diri yang besar namun orang Romawi waktu itu sangat percaya pada dewa-dewa dan
ramalan-ramalan , mereka sangat percaya tahyul serta memiliki banyak tempat tempat penyembahan dewa dewa / berhala
diberbagai tempat di wilayah Roma , salah satu dari banyak contoh adalah
peringatan istri Julius Caesar atas mimpi buruk yang dapatnya yaitu kematian Julius Caesar .
Karena pemerintah Romawi
memerintah dengan tangan besi banyak pemberontakan diberbagai wilayah Romawi ,
salah satu yang terdekat dengan ibukota Roma adalah pemberontakan budak dan
gladiator yang dipimpin oleh Spartacus sekitar tahun 72 SM yaitu di wilayah
Capua ( 25 km sebelah utara Naples , Italia ) dan pada tahun 71 SM pemerontakan
ini berhasil dipadamkan dan sekitar 6000 pemberontak disalibkan dari Capua
hingga Roma . Sekitar tahun 6 M sekitar perayaan Paskah, terjadi pemberontakan
oleh orang Yahudi melawan pemerintah Romawi dan 2000 lebih orang Yahudi
disalibkan, konon para korban harus bergantian menunggu pengunaan salib karena
keterbatasan kesedian kayu salib untuk menyalibkan mereka. Sungguh suatu cara
mati yang sangat mengerikan dan penuh teror.Dari bukti sejarah kita mengetahui
bahwa pada jaman Yesus mati dengan cara disalibkan adalah suatu tindakan tidak
berperi kemanusiaan dan tidak digunakan lagi setelah pemerintahan Konstantin.
No comments:
Post a Comment